MOMENTUM TAHUN BARU ISLAM SEBAGAI TITIK AWAL PERADABAN ISLAM
Asal-usul Tahun Baru Islam bermula ketika Gubernur Abu Musa Al-Asyari menulis surat kepada Umar Bin Khattab RA. Ia merasa kebingungan karena didalam surat tidak adanya tanggal, bulan, dan tahun sehingga menyulitkannya dalam proses pengarsipan atau penyimpanan dokumen. Berawal dari kebingungan masyarakat arab yang tidak pernah memakai angka dalam menentukan tahun, maka para Sahabat Rosulullah SAW berkumpul untuk menentukan kalender Islam. Para Sahabat yang hadir salah satunya adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Thalihah bin Ubaidillah.
Ada yang mengusulkan bahwa penentuan berawalnya kalender islam berdasarkan hari kelahiran Nabi, ada yang mengusulkan sejak Nabi diangkat sebagai Rosul, tetapi usul yang diterima adalah usul dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, yakni saat Rosulullah SAW Hijrah dari Makkah ke Madinah. Dari usul inilah sejarah kalender islam pertamakali dibuat dan sejarah tahun baru islam muncul.
Pengaruh Hijrahnya Rosulullah SAW Terhadap Peradaban
Makna kata Hijrah berasal dari akar kata Hajara yang berarti berpindah (tempat, keadaan, atau sifat) atau memutuskan, yakni memutuskan hubungan antara dirinya dengan pihak lain. Dalam pengertian Syar’i hijrah berarti “perpindahan Rosulullah SAW bersama para sahabat dari Makkah ke Madinah kira-kira pada masa ke-13 tahun kenabiannya. Atau perpindahan meninggalkan kampung kemusyrikan menuju kampung keimanan dalam rangka melakukan pembinaan dan pendirian masyarakat islam yang sebenarnya, atau meninggalkan tempat, atau keadaan yang tidak baik menuju yang baik disisi Allah dan Rosul-Nya.
Rosululllah dengan petunjuk Allah menjadikan makna kata Hijrah sebagai momentum yang tepat, membuat langkah baru untuk mengembangkan dakwah Islam. Membangun daulah dengan masyarakat Madinah. Hasilnya Rosulullah berjaya dalam meletakkan fondasi Islam sehingga membuat Islam terus berkembang hingga daratan Eropa, bahkan islam pernah menguasai dunia dengan memiliki pusat pemerintahan di Andalusia, Spanyol.
Makna kata Hijrah disebut sebanyak 31 kali dalam Al-Qur’an salah satunya ada didalam (QS. Almuddatsir [74:5]) yang berbunyi:
وَا لرُّجْزَ فَاهْجُرْ
Artinya: “Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji,”
Dalam hal ini hijrah sangat penting, sebab islam banyak melakukan perubahan atas hijrahnya Rosulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Rosulullah banyak melakukan strategi guna untuk melakukan perubahan yang besar. Ada 4 strategi rosulullah yang sangat terkenal yakni yang pertama membangun masjid sebagai pusat kegiatan dakwah, hal ini dilakukan rosulullah untuk memperluas dakwah rosulullah SAW, mesjid pertama yang dibangun yaitu masjid Quba’ yang kemudian digunakan untuk mendidik sahabat Rosulullah dalam mengatur pemerintahan. Yang kedua, melakukan perjanjian dengan kaum yahudi madinah, hal ini dilakukan untuk memperkokoh posisi kaum muslim dari gangguan penduduk asli bangsa arab, maupun yahudi. Perjanjian ini melahirkan piagam madinah yang berisi sepuluh bab. Yang ketiga, mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar, hal ini dilakukan untuk memperkuat umat islam. Dan yang terakhir yaitu membangun ekonomi rakyat dengan mendirikan pasar, hal ini bertujuan untuk membangun perekonomian rakyat sekaligus sebagai sarana dakwahnya, pasar ini juga berfungsi untuk mendidik umat dalam mengatur roda perekonomian islam sesuai dengan ajaran islam.
Dan sampai saat ini islam dikenal bukan hanya sebagai agama yang dibawa oleh Rosulullah SAW, tetapi islam dikenal sebagai agama yang baik, agama yang dapat membebaskan seluruh kaum hawa dari kejahiliyyahan orang-orang terdahulu, dan tentunya agama yang dapat membawa kebahagiaan yang kekal kelak. Lewat Rosulullah pula Islam dapat memberikan perubahan dari zaman kegelapan menjadi terang benderang seperti saat ini Minazzulumaati Ilannur.
Maka dari itu penting sekali kita sebagai umat beragama untuk melakukan hijrah, bukan hanya berpindah tempat dari tempat A ke tempat B, tetapi juga mengubah diri dalam keadaan yang sebelumnya tidak baik, ke keadaan menjadi lebih baik. Dalam momentum tahun baru hijriyah ini merupakan momen yang sangat pas bagi kita semua untuk sedikit membuat peradaban kedalam hidup kita. Karena hakikatnya hidup berawal dari melakukan sesuatu yang baik bagi diri sendiri, juga akan terus berlanjut dengan membuat kebaikan untuk orang lain, dan tentunya akan terus sampai untuk membuat kebaikan kepada masyarakat sekitar.
Islam mengajarkan kita untuk selalu bermuhasabah dengan metode dan cara perlahan, karena Allahpun mendidik Rosulullah tidak serta merta harus melakukan kewajiban langsung secara penuh, tetapi dengan sedikit demi sedikit dilakukan dengan istiqamah. Wawllahua’lam